Kamis, 10 Desember 2015

Nanti aku spamlike ya, bu!

Anak muda masa kini ga akan lepas dari empat hal, gadget, kuota internet, colokan, dan socmed. Pertama kali saya punya socmed itu kelas 3 SMP, itu pun berupa friendster. Umurnya pun manipulatif banget, karena ketika itu batas minimal usianya 17 tahun, artinya korupsi tiga tahun. Saat itu saya resmi jadi anak gaul tahun 2005.

Beda sama sekarang, anak balita aja udah punya akun instagram. Emaknya yang jadi admin. Yakali aja si emak emang niat bikin anaknya jadi selebgram atau cuma buat lucu-lucuan aja.

Ngomongin socmed di era masa kini emang ga akan ada habisnya. Di socmed ini kita akan menemukan beragam hal positif dan tentu juga negatif. Tergantung gimana cara kita manfaatinnya aja.

Murid-murid di sekolah saya juga kerjingan banget yg namanya socmed. Semua akun mereka punya. Di usia remaja emang biasanya socmed dijadikan ajang eksistensi. Ga ounya socemd, mungkin bisa dikucilkan dari pergaulan. Ini serius.

Fenomena yg terjadi sekarang adalah, kalau saya ketemu murid, pasti mereka bilang:

"Bu folbek ig aku atuh. Nanti ig ibu aku spamlike deh..."

Hah? Spamlike?

Pas ditanyain ke anaknya ternyata spamlike itu ngelike-like-in foto yg ada di ig kita. Ga lain ga bukan biar jumlah lovenya banyak.

Harus banget ya? Saya langsung mikir, emang untungnya buat apa? Ya kalau dispamlike bisa kaya google adsense yg tingkat banyaknya love setara sama tingkat trafic yg naik sih saya seneng-seneng aja. Tapi kalau cuma seneng-seneng doang mah ga nguntungin saya. Eh ini mah pendapat saya aja sih.

Dari kacamata psikologi mungkin tamda love yg banyak yang habis di 'spamlike' itu bakal nunjukin seberapa eksis kita dari jumlah love yg ada di foto. Makin banyak love ya makin gahuul. Yakali ane Raisa yg dua menit posting langsung ribuan like --"

Dear anak-anakku sayang, tanpa sadar kalian mungkin sudah riya secara halus, atau ingin dipuji. Kasarnya sih jadi fakir like/love. Dikit-dikit buka ig dan ngecek ud berapa love difoto yg baru di upload. Kurang lovenya mereka langsung chat di grup dan bilang:

"Like ig postingan terbaru aku ya. Thx"

Atau

"Left comment/sticker line . thx"

Ya, namanya anak muda kali ya. Gelora mencari eksistensinya lagi bergejolak banget. Ya selama masih dalam batas wajar sih oke-oke aja. Tapi tetep waspada ya :)