Minggu, 24 Oktober 2010

ha.u.je.a.en


hujan? pati kalau ngomongin peristiwa alam ini yang pertama terbesit adalah: air. Yups.. hujan memang peristiwa alam yang paling menyenangkan, setelah matahari mendominasi bumi, berpanas-panas dan berpeluh ria, pas di kasih hujan, uuuuuuuuuwwwwwww... segarnyaaaa. setelah itu pasti akan ada sensasi sejuk, teduh dan bau tanah. Itu saat-saat paling menyenangkan setelah hujan.


ga heran kalau banyak band-band nyiptain lagu tentang hujan atau ngejadiin hujan sebagai latar video klipnya. kenapa? karena hujan itu keren *dalam porsi wajar. Waktu yang paling pas untuk turun hujan itu sekitar pukul 14.30 - 17.00. Nah pukul 17.00 kesananya kita bisa menikmati saat-saat setelah hujan yang WAH! dan saya bilang itu adalah saat-saat romantis *ayyeee... Dan akan lebih afdol lagi kalau dipenghujung sore, ada lengkungan pelangi dengan tujuh gradasi warnanya. saya yakin, seburuk apapun hari itu, semenyebalkan apapun, kalau sorenya ada pemandangan kaya gitu pasti dia bakal bilang "indahnyaaaaa hari ini" atau paling engga bilang "subhanallah"


Sabtu, 23 Oktober 2010

TGIF


Selalu suka hari jumat. Tau kenapa? Entah ya, jumat tuh bawaanya seneng. Dulu apalagi waktu masih kecil, hari jumat itu hari yang paling ditunggu. Tiap hari jumat pasti begadang sambil nonton the simpson buat nunggu ayah pulang dari jakarta, karena dulu ayah saya pulang seminggu sekali, jumat pulang ke rumah, tapi minggu pulang lagi ke Jakarta. Saya selalu nunggu dan berharap, malem ini ayah bawa oleh-oleh apa ya dari ibu kota Indonesia itu.

Selanjutnya jumat selalu ditunggu karena hari jumat sekolah pasti pulang jam sebelas, bisa pulang cepet dan maeeenn. Oia, tiap hari jumat juga jadwal olah raga sama jadwal nonton d’tidakks. Sekarang, hari jumat jarang ada jadwal kuliah, jadi weekend nya panjang deh, bisa puas-puasin ada di rumah. Hari jumat biasanya ada teh manis gratis di warteg panorama, hari jumat juga jadi hari ‘beramal’

Hari jumat bawaannya tuh teduh, adem, tenang, jumat jadwalnya jalan-jalan santai. Jumat selalu ada kejutan, pokonya sangat suka sama hari jumat. Makanya RAN bikin lagu T.G.I.F (Thank’s God It’s Friday) ^__^

Mata Hati telinga (Maliq And D'Essentialls)

Satu cerita tentang manusia
Coba 'tuk memahami arti cinta
Benarkah cinta diatas segalanya
Hanyakah itu satu-satunya

Yang menjadi alasan untuk menutup mata
Tak melihat dunia yang sesungguhnya
Dan menjadi jawaban atas semua tanya
Yang kita harap mampu mewujudkan sebuah akhir bahagia


Buka mata hati telinga
Sesungguhnya masih ada yang lebih penting dari sekedar kata cinta ooo..
Yang kau inginkan tak selalu
Yang kau butuhkan mungkin memang yang paling penting
Cobalah untuk membuka mata hati telinga

Adakah kau rasakan kadang hati dan fikiran
Tak selalu sejalan seperti yang kau harapkan
Tuhan tolong tunjukkan apa yang 'kan datang
Hikmah dari semua misteri yang tak pernah terpecahkan



Buka mata hati telinga
Buka mata hati telinga
Coba kau buka mata hati telinga
Mata hati telinga

Bunga Gardenia Putih


Setiap tahun pada hari ulang tahunku, sejak usia 12 tahun, setangkai bunga gardenia (kacapiring) putih dikirim ke rumahku tanpa anma. Tak pernah ada sepucuk kartu atau catatan, dan upaya menelepon ke toko bunga sia-sia karena pemeblian dilakukan secara kontan. Tak lama kemudian, aku pun berhenti mencoba menemukan jati diri si pengirim. Aku nikmati saja keindahan wanginya yang semerbak, sekuntum bunga putih sempurna penuh daya pikat dibungkus dalam lipatan selembar kertas tisu merah muda yang lembut.

Namun aku tak pernah berhenti membayangkan siapa gerangan pengirimnya. Beberapa kenangan yang paling menyenangkan pun masuk dalam impian, tentang seseorang yang menggairahkan dan menakjubkan, tetapi terlalau malu atau eksentrik untuk memeprkenalkan dirinya. Di masa remajaku, sungguh menyenangkan membayangkan si pengirim mungkin seorang anak lelaki yang telah ku hancurkan hatinya atau mungkin juga seseorang yang tidak ku kenal yang menaruh perhatian padaku.


Ibu ku sering kali menambah-nambahi dugaan-dugaanku. Dia bertanya padaku, kalau-kalau ada seseorang yang terhadapnya telah melakukan suatu perbuatan baik, yang mungkin kemudian diam-diam menunjukan penghargaannya. Dia mengingatkanku pada saat-saat ketika aku sedang mengendarai sepeda dan tetangga kami mengendarai mobilnya penuh dengan barang belanjaan dan anak-anak. Aku selalu membantunya menurunkan barang dari mobil dan menjaga anak-anaknya agar tidak berlarian ke jalan. Atau boleh jadi si pengirim misterius itu adalah si orang tua diseberang jalan. Aku selalu membantu mengambilkan suratnya diwaktu musim dingin, sehingga ia tak perlu menuruni tangga rumahnya yang diselimuti es. Ibuku berusaha keras mengembangkan imajinasiku tentang bunga gardenia. Ia ingin anak-anaknya menjadi kreatif, ia selalu ingin agar kami merasa dicintai dan dihargai, tak hanya olehnya, tetapi oleh seluruh dunia.

Ketika aku berusia 17 tahun, seorang pria menghancurkan hatiku. Pada malam hari terakhir kali ia menelepon, aku menangis sampai lelap tertidur. Ketika aku terbangun pagi hari, ada sebuah pesan tertulis dengan lipstick merah di kaca ku, “ketahuilah dengan sungguh-sungguh, bila yang setengah dewa pergi, dewa-dewa pun akan datang”. Lama akau merenungkan kutipan yang berasal dari Emerson itu, dan aku membiarkan tulisan itu ditempat ibuku menuliskannya sampai hatiku pulih. Dan ketika aku mencari pembersih kaca, ibu ku pun tahu bahwa segalanya telah pulih kembali.

Tetapi ada sejumlah luka yang tak bisa disembuhkan ibuku. Sebulan sebelum wisuda SMA, ayahku tiba-tiba meninggal karena seranagn jantung. Perasaanku campur aduk mulai dari sekedar duka sampai ke merasa ditinggalkan, takut, tak percaya serta kemarahan yang meluap-luap karena ayahku telah melewatkan satu momen terpenting didalam hidupku. Aku pun sama sekali tidak bergairah terhadap acara wisuda mendatang, drama kelas senior serta peserta dansa, acara-acara yang telah aku persiapkan dan tunggu-tungu. Aku bahkan berminat untuk tinggal dirumah dan masuk perguruan tinggi dari pada pergi jauh sebagaimana yang telah kurencanakan, karena hal ini terasa lebih aman.

Ibuku, ditengah kedukaannya sendiri, tak menginginkan aku sampai kehilangan hal-hal penting seperti itu. Sehari sebelum ayah meninggal, kami berdua pergi membeli pakaian dansa dan kami temukan satu yang mengagumkan. Terbuat dari bermeter-meter kain swiss berbintik-bintik, merah, putih, biru. Mengenakannya membuatku merasa bagaikan Scarlett O’Harra. Tetapi ukurannya tak pas,d n ketika ayahku wafat keesokan harinya, aku melupakan sama sekali soal pakaian itu.

Tetapi ibuku tidak. Sehari sebelum pesta dansa, aku mendapatkan baju itu tengah menungguku, dalam ukuran yang pas. Ia terbentang dengan anggunnya di atas sofa ruang tamu, terpampang dihadapanku dengan cantik dan artistic. Barang kali aku tak peduli etntang baju baru, tetapi ibuku peduli.

Dia memperhatikan bagaimana kami, anka-anak menghargai diri kami sendiri. Ia menanamkan pda kami rasa takjub atas keberadaan kami di dunia, dan dia memberikan kepada kami untuk melihat keindahan bahkan ditengah-tengah kesengsaraan.

Sungguh ibuku ingin agar anak-anaknay melihat diri mereka bagaikan bunga gardenia: indah, kuat, sempurna dengan aura menggairahkan dan barangkali sedikit misteri.

Ibuku meninggal ketika aku berusia 22, hanya 10 hari setelah aku menikah. Dan sejak tahun itulah bunga-bunga gardenia tak datang lagi.

(Chicken Soup: for the Woman’s Soul)

Wanita yang Hebat


Para wanita Cantik bertanya-tanya dimana rahasiaku terletak.

Aku tidak mungil atau memiliki bentuk tubuh yang aduhai

Tetapi ketika aku meulai mengatakan kepada mereka,

Mereka pikir aku berdusta.

Aku bertaka,

Itu dalam jangkauan tanganku,

Dan cibiran bibirku.

Aku seorang wanita

Secara luar biasa.

Wanita yang hebat.

Itulah aku.



Aku berjalan memasuki ruangan

Sesejuk kamu menyambut,

Dan kepada seorang lelaki,

Orang-orang yang berdiri atau berlutut.

Lantas meerak menegruminuku,

Sarang lebah madu,

Aku berkata,

Itu adalah api dalam mataku,

Dan kemilau gigiku,

Goyangan pinggulku,

Dan kegembiraan dalam kakiku.

Aku seorang wanita

Secara luar biasa.

Wanita yang hebat,

Itulah aku.

Kau lelaki sendiri bertanya-tanya

Apa yang mereka lihat dalam diriku.

Mereka berusaha mati-matian

Tetapi mereka tidak dapat meneyntuh

Misteri batinku.

Ketika aku mencoba menunjukan kepada mereka

Mereka mengatakan tidak dapat melihat.

Aku mengatakan,

Itu dalam lengkungan punggungku,

Mentari senyumku,

Debaran jantungku,

Keagungan gayaku.

Aku seorang wanita

Secara luar biasa.

Wanita yang hebat,

Itulah aku.

Sekarang kamu mengerti

Mengapa kepalaku tidak tertunduk.

Aku tidak berteriak atau melompat

Aku harus bicara begitu keras.

Ketikakamu melihatku berlalu

Itu harusnya membuatmu bangga.

Aku mengatakan,

Itu ada dalam tumitku,

Dalam tubuhku yang mengombak,dalam tapak tanagnku,

Kebutuhan akan kepedulianku.

Sebab aku seorang wanita

Secara luar bisa.

Wanita yang hebat,

Itulah aku.

Maya Angelou


(Chicken Soup: for the Woman’s Soul)

Rabu, 06 Oktober 2010

Gradasi Warna

Dibalik dinding ini ada lengkung pelangi

biasnya pancarkan rona yang baru

hingga timbul elok cerah tujuh warna

Adakah aku air dan engkau cahaya?

aku binar...

aku damai...


Sesaat tujuh warna menghambur

tak akan ada jingga

ketika merah enggan menyatu kuning,

merah egois...

Tanpa sadar nilamu tertinggal

diujung kemejaku


Beberapa warna kian pudar

engkau perlahan hilang

kan ku torehkan biru dipelipismu

hingga awan mengira

bahwa aku aniayaimu


Makin larut engkau pun hilang

kau bukanlah bagian dari

gradasi pelangiku lagi.....



Langit Baleendah, Oktober 2010