Masa kecil memang selalu menyenangkan untuk kita kenang. Masa kecil masa yang paling membahagiakan untuk saya pribadi, masa yang tak perlu banyak berpikir, hanya bebas bebas berkhayal, mengekspresikan diri layaknya tokoh-tokoh jagoan yang ada di televisi, tak usah banyak memikirkan perasaan ‘cicintaan’ seperti layaknya orang dewasa dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya yang dialami orang dewasa. Mau ini itu tinggal merengek sama orang tua, it’s so simply!
Dulu waktu saya masih kecil, saya dan teteh saya sering menginap dirumah nenek kami disetiap akhir pekan. Selalu senang menghabiskan masa libur yang hanya 2 hari itu untuk sekedar bermain nitendo dengan sepupu-sepupu kami, vikar, ‘mut, aa canang, de inge, kibul dan gones. Sekarang kami benar-benar hampir tak pernah bertemu, meskipun rumah kami hanya berjarak 200 meter saja, namun kami sudah memiliki kehidupan masing-masing, bahkan diantara kami sudah ada yang menikah.
Selain bermain nitendo, kadang nenek sering mengajak kami untuk mencari tutut *keong sawah, menyaring ikan-ikan (impun, sepat, mujair, ikan mas) kecil dari pinggiran air sawah dan mencari jamur dari tumpukan jerami. Kegiatan ini benar—benar menyenangkan. PLAYFULL!! Kotor, bau, belepotan dengan lumpur, ember kecil, semua itu sangat menyenangkan, lebih menyenangkan ketimbang main bombom car.
Pagi-pagi sekitar pukul 7 biasanya kami sudah berangkat dengan membawa keresek hitam untuk tempat tutut atau hanya untuk sekedar membungkus kaki kami kalau-kalau nanti ada jalan setapak yang banyak semut merahnya. Pergi ke sawah tentu tak usah gosok gigi, cuci muka, mandi ataupun berbaju bersih, semua itu benar-benar tidak perlu. karena kami akan BERKOTOR-KOTOR RIA karena KOTOR ITU KREATIF :’). Mau pipis tinggal werwer aja (hahaha itu sih cuma saya). Udah ga ada rasa jijik ataupun jorok. Ada kolam ikan punya nenek kita langsung jebur aja disana mandi lumpur (disini disebut guyang) Suara kodok sudah menjadi nyanyian pembuka setiap pagi (tapi klo liat kodoknya sumpah, sampe sekarang masih JIJAY), sinar matahari begitu hangat, embun pagi yang menempel di daun-daun padi yang runcing, menambah kesegaran pagi yang cerah. Seorang nenek dan cucu-cucunya yang bau kencur dan ingusan berbaris rapi disepanjang jalan setapak pesawahan.
Senyum riang, canda tawa, kepolosan, gigi ompong, ingus, semua itu mewarnai masa kecilku, tak semua orang bisa merasakan kebahagiaan masa kecilku ini, menakjubkan. Puji Syukur dan terima kasih Tuhan untuk kebahagiaan ini, masa ini masa yang warna-warni seperti permen gulali. Sayang kalian semua saudara-saudara kuu.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar