“Kurikulum 2013 Bahasa Sunda/daerah dihapuskan dari
matapelajaran sekolah”
Ebuset! Ga salah nih yang nyusun
kurikulum? Menghapus kurikulum bahasa daerah berarti kelestariannya juga
terancam dong ya? Jadi nanti Indonesia teh miskin budaya atau bahkan budaya
bahasa Sundanya luntur? Terus nanti orang Sunda teh pada ga bisa basa Sunda? Atuh
ga punya jati diri ari gitu mah. Kumaha ieu teh (-“-). Jadi bahasa Sundanya mau
di 'seseuh'?
Saya emang orang Sunda yang ga
terlalu fasih bahasa Sunda, tapi ko baca pernyataan itu rasanya miris banget
ya. Sementara orang-orang bule berbondong-bondong belajar budaya kita, bahkan bule-bule
itu ada yang bisa nembang sunda, main angklung dan nari jaipong. Sementara di negaranya
sendiri, di tempat lahirnya sendiri, bahasa Sunda malah mau dihapuskan. Nah,
sekolah itu kan tempat belajar dan tempat anak-anak menemukan hal ‘baru’ dan
mengenal budaya dan negaranya sendiri, kalau ga ada bahasa Sunda nanti
anak-anak belajar bahasa apa, bahasa Inggris?
Oke, kita mungkin cukup
terperangah sama fenomena nilai bahasa Inggris lebih gede dibanding sama bahasa
Sunda. Bahasa Inggris dapet 9, sementara bahasa Indonesia 7. Berarti kan bahasa
asing menjadi dekat dan bahasa yang dekat menjadi jauh. Uuuuuuu~ ironis sekali
yah, kawan.
Coba deh kita berkaca sama negara
Jepang. Disana, budaya negaranya tuh terpelihara dengan sangat baik dan bahkan
diagungkan. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Ketika turis asing
datang ke negera Jepang, ya turis itu harus menyesuaikan dengan budaya di
negara yang didatanginya, bukan yang ditamuin nyesuain sama budaya tamu. Dan itulah
yang terjadi di Indonesia. Budaya di Indonesia tuh udah mengalami yang namanya
Degradasi atau pergeseran, jadi jati dirinya luntur. Kalau jati diri luntur,
nanti kan malu juga kalau ada yang bilang “masa orang Sunda ga bisa bahasa
Sunda?”. Kan teu lucu oge. Isin atuh :(
Oh iya, pengajaran bahasa
Sundanya sendiri juga kayanya harus ada yang dirubah deh. Dulu saya masih inget
waktu masih SD tuh belajar bahasa Sunda yang ngaran kekembangan, ngaran anak
sasatoan. Kalau ditanya perlu perlu tau sih, tapi kan ga harus terpaku terus
sama belajar yang gitu. Kalau menurut saya sih lebih nerapin sama undak-usuk
basa Sunda. Cukup susah loh undak-usuk basa Sunda, tuh. Gimana cara kita berkomunikasi sama yang sahandapeun, saantragan, sama yang saluhureun. Kan beda tuh cara ngomongnya juga. selain itu bahasa
Sunda kan ga sama kaya bahasa Indonesia. Bahasa Sunda itu ada bahasa Lemes,
Loma sama Kasar. Dan itu yang harus diterapkan di dunia pendidikan melalui
pengajaran bahasa Sunda.
Yak, saya emang cuma bisa demo
lewat tulisan ini aja. Rasanya sayang banget kalo bahasa Sunda dikurikulum
(akan) dihapuskan. Miris.
Ya semoga aja para petinggi
pendidikan sadar akan budaya sama pelestarian bahasa Sunda itu sendiri dengan
tidak membunuh secara perlahan urang Sunda dengan peniadaan bahasa Sunda dalam
kurikulum.
Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar